1.
Pengertian
dan Arti Penting Komunikasi
Komunikasi
adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam
situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk merubah sikap
atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang
diharapkan (Effendy, 2000 : 13).
Komunikasi
adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari
seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).
Tidak
ada kelompok yang dapat eksis tanpa komunikasi : pentransferan makna di antara
anggota- anggotanya. Hanya lewat pentransferan makna dari satu orang ke orang
lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Tetapi komunikasi itu lebih dari
sekedar menanamkan makna tetapi harus juga dipahami (Robbins, 2002 : 310).
Maka,
dapat kita simpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses dalam mana seseorang
atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan dan
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.
Komunikasi
adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar
manusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin
dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing
melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan manusia baik secara
perorangan, kelompok atau organisasi. Namun komunikasi itu sendiri tidak
terbatas dalam alam sadar manusia saja, tapi alam bawah sadar pun juga bisa.
Fungsi
komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy:
a.
Menginformasikan (to inform)
Adalah
memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat
mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain,
serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.
b.
Mendidik (to educated)
Adalah
komunikasi merupakan sarana pendidikan. Dengan komunikasi, manusia dapat
menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain, sehingga orang lain
mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
c.
Menghibur (to entertain)
Adalah
komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan
mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang
lain.
d.
Mempengaruhi (to influence)
Adalah
fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha
saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha
merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan.
Sebagai
makhluk sosial, kita tidak bisa menghindar dari tindakan komunikasi
menyampaikan dan menerima pesan dari dan ke orang lain. Tindakan komunikasi ini
terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Prosesnya berlangsung dalam
berbagai konteks baik fisik, psikologis, maupun sosial, karena proses komunikasi
adalah manusia yang selalu bergerak dinamis. Komunikasi menjadi penting karena
fungsi yang bisa dirasakan oleh pelaku komunikasi tersebut. Melalui komunikasi
seseorang menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya dan perasaan hati
nuraninya kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui
komunikasi seseorang dapat membuat dirinya tidak merasa terasing atau
terisolasi dari lingkungan di sekitarnya.
2.
Jenis
dan Proses Komunikasi
Pada
dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktivitas
hubungan antara manusia atau kelompok.
•
Jenis Komunikasi
Komunikasi
terbagi menjadi beberapa jenis tergantung dari segi peninjauannya. Berikut ini
jenis komunikasi dibedakan menjadi:
1.
Komunikasi alam sadar
Adalah
penyampaian informasi antara manusia secara sadar. Komunikasi alam sadar
umumnya merupakan komunikasi interpersonal, misalnya komunikasi secara verbal
dan nonverbal.
•
Komunikasi verbal
Komunikasi
verbal adalah proses komunikasi di mana pesan disampaikan menggunakan kata-kata
melalui mulut. Komunikasi verbal mencakup aspek-aspek berupa:
a.
Perbendaharaan kata-kata (Vocabulary)
Komunikasi
tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak
dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b.
Kecepatan berbicara (Speaking rate)
Komunikasi
akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik,
tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c.
Intonasi suara (Intonation)
Intonasi
suara akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi
lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara
yang tidak proporsional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d.
Humor (Humour)
Humor
dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989) mengambil kesimpulan
bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stres dan nyeri. Tertawa
mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah
merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e.
Singkat dan jelas (Concise and Clear)
Komunikasi
akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya
sehingga lebih mudah dimengerti.
f.
Waktu yang tepat (Timing)
Waktu
yang tepat untuk berbicara adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk
berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau
memperhatikan apa yang disampaikan.
Bahasa
merupakan simbol verbal dan pencapaian manusia yang paling impresif. Melalui
bahasa dan kata-kata yang diucapkan, kita dapat mengungkapkan perasaan, emosi,
pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, informasi
serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat,
dan bertengkar.
•
Komunikasi non-verbal
Komunikasi
non-verbal adalah proses komunikasi di mana pesan disampaikan tidak menggunakan
kata-kata. Contoh komunikasi non-verbal ialah:
a.
Komunikasi objek
Komunikasi
objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari
jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu
stereotip. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara
berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang
berpakaian cenderung lebih murah mendapatkan pekerjaan daripada yang tidak.
Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
b.
Sentuhan (Haptic)
Sentuhan
adalah komunikasi yang paling sering dilakukan oleh manusia. Sentuhan dapat
termasuk bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung,
mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini
menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan
juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif
ataupun negatif.
c.
Kronemik
Kronemik
adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan
waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu
aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu
tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
d.
Gerakan tubuh
Dalam
komunikasi nonverbal, kinetik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi
wajah, isyarat dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk
menggantikan suatu kata atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya;
untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya
memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau mengendalikan
jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.
e.
Proxemik
Proxemik
atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan
orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan
jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda
dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka
dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol
sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal yaitu
jarak intim, jarak personal, jarak sosial dan jarak publik.
f.
Vokalik (Paralanguage)
Vokalik
atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara
berbicara.ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah
nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara,
kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara
pengisi seperti “mm”, “e”, “o”, “um”, saat berbicara juga tergolong unsur vokalik,
dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
g.
Lingkungan
Lingkungan
juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Di antaranya
adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan dan warna.
Dalam
komunikasi sehari-hari, 35% berupa komunikasi verbal dan 65% berupa komunikasi
non- verbal.
•
Komunikasi non-lisan
Komunikasi
nonlisan/tertulis adalah proses komunikasi di mana pesan disampaikan
menggunakan perantara tulisan dan menggunakan kata-kata yang singkat, jelas dan
dapat dimengerti oleh penerima. Pesan yang ingin disampaikan ditulis di sebuah
media yang dapat dilihat dan dibaca. Komunikasi nonlisan dapat berupa
surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya. Komunikasi nonlisan
juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat
umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah,
buku- buku dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun
tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya.
2.
Komunikasi bawah sadar
Komunikasi
bawah sadar (komunikasi intuitif) adalah penyampaian informasi antara manusia secara
tidak sadar. Kadangkala komunikasi bawah sadar merupakan komunikasi
intrapersonal, misalnya bermimpi atau kesadaran saat dihipnotis, dan belum
tentu merupakan komunikasi nonverbal. Biasanya, komunikasi bawah sadar dan
perilaku bawah sadar seseorang dipengaruhi atau bahkan didikte oleh budaya asal
orang tersebut. Selain itu, komunikasi bawah sadar dapat mengubah perasaan atau
suasana hati, namun untuk dapat menjadikannya efektif, seseorang harus terlebih
dahulu mempercayai tentang keberadaannya.
Komunikasi
bawah sadar mempengaruhi bagaimana kita memandang diri kita sendiri, baik dalam
hal positif ataupun negatif. Kebiasaan yang kadang-kadang kita lakukan tanpa
sadar seperti ekspresi wajah, bahasa tubuh, nada bicara dan pola bicara yang
dihasilkan karena kaget atau hal spontan lainnya ketika berinteraksi dengan
individu lain juga termasuk dalam komunikasi bawah sadar.
• Proses Komunikasi
Proses
komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya,
sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi,
banyak melalui perkembangan. Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada
interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif
komunikasi.
Sebuah
proses komunikasi tidak akan terjadi jika tidak ada komponen-komponen yang
dapat menyebabkan sebuah komunikasi itu terjadi. Menurut Laswell,
komponen-komponen komunikasi adalah:
1.
Pengirim atau komunikator (sender)
Adalah
pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2.
Pesan (message)
Adalah
isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
3.
Saluran (channel)
Adalah
media di mana pesan disampaikan kepada komunikan. Dalam komunikasi antar
pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran
nada/suara.
4.
Penerima atau komunikan (receiver)
Adalah
pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
5.
Umpan balik (feedback)
Adalah
tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
6.
Aturan (speak manner)
Adalah
aturan (protokol) yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana
komunikasi itu akan dijalankan.
Tahapan
proses komunikasi adalah sebagai berikut:
a.
Penginterpretasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi
dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak
motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil
menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih
abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut
interpreting.
b.
Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat
abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi.
Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encoder, alat penyandi:
mengubah pesan abstrak menjadi konkret.
c.
Pengiriman, proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan
komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut
transmitter, alat pengirim pesan.
d.
Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak
pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
e.
Penerimaan, pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi
melalui peralatan jasmaniah komunikan.
f.
Penyandian balik, pada tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang
komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga
akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
g.
Penginterpretasian balik, pada tahap ini terjadi komunikan, sejak lambang komunikasi
berhasil diuraikan dalam bentuk pesan.
Melalui
proses komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat
dipahami oleh pihak lain.
3.
Komunikasi
Efektif
Komunikasi
efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian
yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang
menyebutnya “the communications is in tune”, yaitu kedua belah pihak yang
berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan. Menurut Jalaluddin
dalam bukunya Psikologi Komunikasi menyebutkan, komunikasi yang efektif
ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi
sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan
suatu tindakan.
Syarat-syarat
untuk berkomunikasi secara efektif antara lain:
•
Menciptakan suasana yang menguntungkan
•
Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
•
Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan
yang dapat menguntungkannya
•
Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak komunikan
•
Kemampuan untuk terus membangun kepercayaan dan minat komunikan atas apa yang
kita komunikasikan Komunikasi efektif dipandang sebagai suatu hal yang penting
dan kompleks. Dianggap penting karena ragam dinamika kehidupan (misalnya
bisnis, politik, dll) yang terjadi biasanya menghadirkan situasi kritis yang
perlu penanganan secara tepat, munculnya kecenderungan untuk tergantung pada
teknologi komunikasi, serta beragam kepentingan yang ikut muncul.
Dalam
proses menciptakan komunikasi yang efektif, seseorang harus mampu mendengarkan
dan memahaminya dengan baik. Kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
saling memiliki keterkaitan dan mengarah pada suatu solusi atau ketenangan
untuk masing-masing pihak. Untuk menjamin komunikasi yang tercipta efektif,
maka kita perlu mempertimbangkan 5 pertanyaan ini pada diri kita sendiri.
1.
Apakah anda menemukan kesamaan antara anda berdua?
2.
Apakah anda membuat mereka merasa nyaman?
3.
Apakah anda membuat mereka merasa dimengerti?
4.
Apakah hubungan anda dengan jelas didefinisikan?
5.
Apakah mereka merasakan emosi yang positif akibat berinteraksi dengan anda?
Janganlah
takut untuk memulai suatu komunikasi kepada orang lain. Komunikasi efektif
dapat dilakukan oleh setiap orang. Melatih orang berkomunikasi secara efektif
bisa dilakukan dengan langsung pada prakteknya. Jika ada yang merasa tidak
mampu, hal ini lebih karena pada masalah pembiasaan saja. Ingatlah selalu bahwa
tujuan utama dalam komunikasi yang efektif adalah sebuah win-win solution. Tak
ada satupun orang yang mau disalahkan, inilah konsep dasar dari komunikasi
efektif. Walaupun sepintas sepele, hal ini dapat membantu setiap individu untuk
mencapai sebuah kesuksesan baik di dalam kehidupan pribadinya maupun dalam
kehidupan karirnya. Dengan berkomunikasi efektif, kita dapat menunjukkan
kepribadian yang berkarakter positif dan membuka diri untuk selalu tumbuh dan
berkembang menuju kesuksesan secara bersama-sama.
Reference :
0 comment:
Post a Comment