Pengertian Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Perubahan
dan pengembangan organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas
keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan bersama akan pertumbuhan dan perkembangan
dengan tujuan keorganisasian.
Pengembangan
organisasi berperan sebagai suatu disiplin perubahan perencanaan yang menekankan
pada penerapan ilmu pengetahuan dan praktek keperilakuan untuk membantu organisasi-organisasi
mencapai efektivitas yang lebih besar. Para manajer dan staf ahli harus bekerja
dengan dan melalui orang-orang untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dan
pengembangan organisasi dapat membantu mereka membentuk hubungan yang efektif
di antara mereka. Di dalam menghadapi akselerasi perubahan yang semakin cepat,
pengembangan organisasi diperlukan untuk bisa mengatasi konsekuensi-konsekuensi
dari perubahan tersebut.
Perubahan
dan pengembangan organisasi pada dasarnya berbeda dengan berbagai upaya perubahan
organisasi yang dilakukan secara terencana, seperti upaya perubahan dengan
melakukan pembelian peralatan baru, atau merancang ulang sebuah desain, atau
pun menyusun ulang suatu kurikulum sekolah, atau suatu departemen pada suatu
fakultas. Hal ini karena fokus peubahan dan pengembangan organisasi terletak
pada peningkatan kemampuan organisasi untuk dapat mengetahui dan memecahkan
berbagai masalah yang dihadapi organisasi itu sendiri.
Langkah-langkah
Perubahan Organisasi :
Berikut
adalah 8 langkah perubahan/transformasi organisasi yang disampaikan oleh Kotter
yang dikenal dengan Kotter’s 8 Steps Changes Model yaitu:
a.
Increase Urgency
Menumbuhkan
‘sense of urgency’ di mana setiap orang akan merasa terdorong untuk segera melakukan
perubahan yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan jika ditemukannya
alasan/faktor yang benar-benar kuat mengapa perubahan perlu dilakukan. Untuk
itu perlu ditunjukkan fakta/data yang dapat dilihat, dirasakan, disentuh agar
orang-orang mau dan merasa perlu untuk berubah. Jika orang tidak melihat adanya
data/fakta bahwa mereka harus berubah maka yang terjadi adalah orang-orang tidak
akan mau berubah. Mereka akan tetap berada di zona nyaman karena mereka merasa
tidak ada alasan yang kuat untuk berubah. Harus ada rasa ‘keterdesakan’ yang
bisa dilihat selain oleh pemimpin juga oleh orang yang dipimpinnya.
b.
Build The Guiding Team
Membantu
pembentukan kelompok yang akan memandu proses perubahan (change agents) yang mempunyai
kapabilitas yang memadai baik dari sisi anggota kelompok mau pun metode pelaksanaannya.
Untuk berubah diperlukan orang-orang yang yakin bahwa perubahan akan mengarah ke
arah yang lebih baik. Karena itu perlu dibentuk kelompok yang tugasnya
menunjukkan antusiasme, komitmen, kepercayaan bahwa dengan perubahan yang akan
dilakukan akan menghasilkan hasil yang lebih baik. Mereka inilah agen-agen
perubahan yang akan mendorong orang-orang disekitarnya untuk mendukung jalannya
perubahan. Karena itu perlu dilakukan komunikasi yang rutin dengan para agen ini
agar memantapkan tujuan perubahan, saling mendukung dan meminimalisir rasa
frustasi yang mungkin timbul.
c.
Get The Right Vision
Visi
yang sudah ada harus diterjemahkan dalam bentuk strategi yang menantang untuk dilaksanakan.
Tanpa visi yang jelas, tidak akan ada yang mau mengikuti arah perubahan yang diusung,
kalau pun ada, di tengah jalan mereka akan kehilangan arah. Visi ini harus
dapat dipilah-pilah dalam time frame yang jelas, apakah tahunan, semesteran,
atau triwulan serta dengan melihat pula kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di
masa depan. Dengan demikian setiap orang akan dapat melihat arah yang jelas
mengenai tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam bentuk implementasi sehari-hari.
d.
Communicating for Buy In
Visi
dan strategi yang disampaikan harus dikomunikasikan sehingga terjadi kesamaan
dan pemahaman yang baik serta dapat diterima di seluruh jajaran. Visi yang baik
harus terkomunikasi dengan jelas dan terarah. Dan yang penting adalah bentuknya
tulus, sederhana, tidak rumit serta memberikan contoh nyata (role model) akan
visi yang sudah diaplikasikan. Perbaikilah saluran-saluran komunikasi yang
digunakan sehingga pesan-pesan yang tidak perlu dapat dieliminir. Dan dapat
pula digunakan teknologi untuk membantu mempercepat proses komunikasi (situs
resmi, internal email blast, dll). Komunikasi yang baik dapat dilakukan dengan
cara content (metaphor, analogy, simplicity, stories, dll) & context
(repetition, multiple forums, role model, events, dll).
e.
Empower Action
Mengatasi
secara efektif rintangan-rintangan yang timbul yang dapat memantapkan
pengalaman dalam mengelola perubahan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
diri. Selain itu perlu juga dukungan dalam bentuk alat-alat (resources) yang
memadai agar semua orang dapat bertindak untuk mencapai visi. Termasuk pula
adalah dorongan agar tim mampu keluar dari pola pikir standar dan dapat ‘keluar’
mengambil langkah-langkah terobosan yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
f.
Create Short Term Win
Meraih
kemenangan-kemenangan kecil/jangka pendek. Karena perubahan pada umumnya tidak dapat
dicapai dalam tempo yang singkat maka dibutuhkanlah milestone-milestone kecil
untuk memberi tanda sudah sampai di mana proses perubahan yang dijalankan.
Karena itu dibutuhkanlah perayaanperayaan kecil (short term wins) dalam bentuk
pemberian penghargaan agar semangat para pengusung roda perubahan ini dapat
terus dijaga agar tidak redup. Penting untuk terus mengupayakan agar semangat
para pendukung perubahan ini tetap menyala karena proses perubahan menuntut
stamina fisik & mental dalam waktu yang panjang. Selain itu, short term
wins ini juga memberi isyarat kepada mereka yang belum ‘bergabung’ untuk dapat
bergabung karena inilah ‘jalan’ yang ‘benar’. Akan jauh lebih baik jika
‘perayaan’ meraih kemenangan kecil ini dilakukan dalam exposure yang luas sehingga
ada banyak orang yang menyaksikan sehingga pada penerima penghargaan ini dapat
lebih percaya diri, mantap dan semakin yakin akan arah yang dituju.
g.
Don’t Let Up
Jangan
berhenti, lanjutkan terus proses perubahan sebelum visi terwujud. Lakukan terus
upaya untuk meningkatkan sense of urgency sehingga nyala api perubahan tidak
redup di tengah jalan. Selalu tunjukkanlah bahwa proses perubahan ini masih
akan berlanjut sampai tercapainya visi yang dicanangkan. Tetapi, haruslah
dicatat bahwa proses ini jangan sampai membuat kondisi fisik dan emosi terganggu
dan mengorbankan kepentingan pribadi, karena dalam jangka panjang jika ini
terjadi, yang mendapatkan imbasnya adalah proses perubahan itu sendiri.
Gunakanlah momentum-momentum, seperti misalnya pada perayaan hari jadi
perusahaan/peringatan hari besar sebagai alat bantu untuk mengkomunikasikan
bahwa perubahan belum selesai. Lakukanlah (jika perlu) perubahan sistem, struktur,
kebijakan-kebijakan, prosedur hingga kultur organisasi sehingga sesuai dengan
kondisi yang diinginkan.
h.
Make Change Stick
Pastikanlah
agar perubahan tertanam sebagai budaya perusahaan sehingga perubahan
benar-benar mengakar sampai ke struktur organisasi yang paling bawah. John P.
Kotter mengingatkan, bila satu saja tahapan itu dilewati, maka kita hanya akan
menghasilkan apa yang disebutnya sebagai “illusion of speed” (kecepatan maya)
yang dapat menghasilkan perubahan yang tidak sempurna.
Perencanaan Strategi
Pengembangan Organisasi
Manajer
memerlukan jenis perencanaan khusus yang disebut perencanaan strategis.
Perencanaan strategis adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat
menyeluruh, memberikan rumusan ke mana suatu organisasi/perusahaan akan
diarahkan, dan bagaimana sumber daya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama
jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan.
Perencanaan strategis ini akan digunakan untuk menentukan misi utama organisasi
dan membagi-bagi sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya. Tiap penerapan
perlu merancang variasinya sendiri sesuai kebutuhan, situasi dan kondisi
setempat.
Meskipun
demikian, secara umum proses perencanaan strategis memuat unsur-unsur:
a.
Perumusan visi dan misi;
b.
Pengkajian lingkungan eksternal;
c.
Pengkajian lingkungan internal;
d.
Perumusan isu-isu strategis, serta
e.
Penyusunan strategi pengembangan (yang dapat ditambah dengan tujuan dan
sasaran).
Hasil
dari proses perencanaan strategi berupa dokumen yang dinamakan strategic plan
yang berisi informasi tentang program-program beberapa tahun yang akan datang. Ada
2 alasan yang menunjukkan pentingnya perencanaan strategis:
a.
Memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentuk-bentuk perencanaan lainnya
yang harus diambil.
b.
Akan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
Dengan
adanya perencanaan strategis ini maka konsepsi perusahaan menjadi jelas
sehingga akan memudahkan dalam memformulasikan sasaran serta rencana-rencana
lain dan dapat mengarahkan sumber-sumber organisasi secara efektif.
Reference :
-
http://ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/41192/Bab+6+TOU+2.pdf