MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT
PEDESAAN
1.
MASYARAKAT PERKOTAAN
PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit.
Dalam arti luas masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup
bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan
kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam
arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek
tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community .
Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta
cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ciri-ciri
Masyarakat Kota
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota
yaitu :
- kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
- orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
- Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
- pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
- kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
- interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
- pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
- perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN
PERKOTAAN
- Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
- Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
- Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
- Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
- Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
- Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
- Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tak resmi
antara masyarakat desa dan kota:
- pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak system pelapisannya dibandingkan dengandi desa.
- pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
- masyarakat perdesaan cenderung pada kelas tengah.
- ketentuan kasta dan contoh perilaku.
Mobilitas Sosial.
Mobilitas berkaitan dgn perpindahan yg disebabkan oleh
pendidikan kota yg heterogen, terkonsentrasinya kelembagaan-kelembagaan.
- banyak penduduk yg pindah kamar atau rumah
- waktu yg tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian per satuan
- bepergian setiap hari di dalam atau di luar
- waktu luang di kota lbih sedikit dibandingkan di daerah perdesaan Interaksi Sosial.
- masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya
- dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif
Pengawasan Sosial
Di kota pengawasan lebih bersifat formal, pribadi dan
peraturan lbh menyangkut masalah pelanggaran
Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan cenderung
banyak ditentukan oleh kualitas pribadi
dari individu dibandingkan dengan kota
Standar Kehidupan
Di kota tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan
kebutuhan tersebut, di desa tidak demikian
Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial pada masyarakat perdesaan dan
perkotaan banyak ditentukan oleh masingmasing faktor yang berbeda
Nilai dan Sistem Nilai
Nilai dan system nilai di desa dengan di kota berbeda
dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara dan
norma yang berlaku
HUBUNGAN DESA DAN KOTA
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua
komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan
uang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan
Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya
akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis
pekerjaan tertentu di kota.
sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yg juga
diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani
bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.
ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola
kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan
dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut .
Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan
dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
-
Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
-
Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
-
Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
-
Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
-
Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas
umum.
Untuk itu maka semua fungsi dan tugas aparatur
pemerintah kota harus ditingkatkan :
a) Aparatur kota harus dapat
menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan
tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b) Kelancaran dalam pelaksanaan
pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat ,
agar tidak disusul dengan masalah lainnya ;
c) Masalah keamanan kota harus dapat
ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan
menimbulkan masalah baru ;
d) Dalam rangka pemekaran kota ,
harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para
pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah
kabupaten dan sekitarnya .
Oleh karena itu maka kebijaksanaan perencanaan dan
mengembangkan kota harus dapat dilihat dalam kerangka pendekatan yang luas
yaitu pendekatan regional . Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar
dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :
1) Menekan angka kelahiran
2) Mengalihkan pusat pembangunan
pabrik (industri) ke pinggiran kota
3) Membendung urbanisasi
4) Mendirikan kota satelit dimana
pembukaan usaha relatif rendah
5) Meningkatkan fungsi dan peranan
kota – kota kecil atau desa – desa yang telah ada di sekitar kota besar
6) Transmigrasi bagi warga yang
miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.
2. MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau
dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian
mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat
digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian,
dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan
teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”.
Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang
kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn
amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai
perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau
anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang
saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama
terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Ciri-ciri
Masyarakat Pedesaan
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
- Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
- Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
- Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
- Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya
HAKIKAT DAN
SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
Seperti dikemukakan oleh para ahli
atau sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan
dengan mata pencaharian yang bersifat agraris. Masyarakat pedesaan yang agraris
biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai
masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem-ayem, sehingga
oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala
kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikir.Tetapi sebenarnya di
dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, khususnya
tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini merupakan
sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan
ketegangan-ketegangan sosial. Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala sosial
yang sering diistilahkan dengan:
1.
Konflik (pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat
pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai
dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh
masalah dan banyak ketegangan. Karena setiap hari dari mereka yang selalu
berdekatan dengan orang-orang tetangganya secara terus-menerus dan hal ini
menyebabkan kesempatan untuk bertengkar amat banyak sehingga kemungkinan terjadi
peristiwa-peristiwa peledakan dari ketegangan amat banyak dan sering
terjadi.Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah
sehari-hari rumah tangga dan sering manjalar ke luar rumah tangga. Sedang
sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan
gengsi, perkawinan dan sebagainya.
2.
Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan
oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam
hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum biasanya meninjau
masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
3.
Kompetisi (persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat
pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia
biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat
ini. Oleh karena itu, maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif.
Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan
prestasi dan produksi atau out put (hasil). Sebaliknya yang negatif bila
persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga
kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada
manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.
Kegiatan pada masyarakat
pedesaan
Gotong royong merupakan suatu
istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu
hasil yang didambakan. Bersama-sama dengan musyawarah, pantun, Pancasila,hukum
adat, ketuhanan, dan kekeluargaan, gotong royong menjadi dasar Filsafat
Indonesia. Contohnya seperti :
- Membersihkan lingkungan bersama
- Adanya sistem ronda untuk menjaga lingkungan
- Saling membantu sesama warga
- Bahu membahu dalam pembangunan desa
SISTEM NILAI BUDAYA PETANI INDONESIA ANTARA
LAIN ADALAH:
1.Para
petani di Indonesia terutama di Jawa pada dasarnya menganggap bahwa hidup itu
sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak
berarti bahwa ia harus menghindari hidup yang nyata dan menghindarkan diri
dengan sembunyi di dalam kebatinan atau dengan bertapa. Bahkan sebaliknya wajib
menyadari keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin dan kemudian sebaik
baiknya dengan penuh usaha atau ikhtiar.
2.Mereka beranggapan bahwa orang
bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadang untuk mencapai kedudukannya.
3.Mereka berorientasi pada masa
sekarang, kurang memperdulikan masa depan, mereka kurang mampu untuk itu.
Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau, mengenang kekayaan masa lampau
(menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan bagi mereka).
4.Mereka menganggap alam tidak
menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu hanya merupakan sesuatu
yang harus wajib diterima. Mereka cukup dengan menyesuaikan diri dengan alam,
kurang adanya usaha untuk menguasainya.
5.Dan untuk menghadapi alam
mereka cukup dengan hidup bergotong royong, mereka sadar bahwa dalam hidup itu pada
hakikatnya tergantung kepada sesamanya.
PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA
MASYARAKAT KOTA DAN MASYARAKAT DESA
PERMASALAHAN MASYARAKAT KOTA
- Banjir
Penyebab banjir di DKI Jakarta,
secara umum terjadi karena dua faktor utama yakni faktor alam dan faktor
manusia. Penyebab banjir dari faktor alam antara lain karena lebih dari 40%
kawasan di DKI Jakarta berada di bawah muka air laut pasang. Sehingga
Jakarta Utara akan menjadi sangat rentan terhadap banjir saat ini. Berbagai
faktor penyebab memburuknya kondisi banjir Jakarta saat itu ialah pertumbuhan
permukiman yang tak terkendali disepanjang bantaran sungai, sedimentasi berat
serta tidak berfungsinya kanal-kanal dan sistem drainase yang memadai. Kondisi
ini diperparah oleh kecilnya kapasitas tampung sungai saat ini dibanding
limpasan (debit) air yang masuk ke Jakarta. Kapasitas sungai dan saluran
makro ini disebabkan karena konversi badan air untuk perumahan, sedimentasi dan
pembuangan sampah secara sembarangan
- Urbanisasi
Berdasarkan survei penduduk antar
sensus (Supas) 1995, tingkat urbanisasi di Indonesia padatahun 1995 adalah
35,91 persen yang berarti bahwa 35,91 persen penduduk Indonesia tinggal
didaerah perkotaan. Tingkat ini telah meningkat dari sekitar 22,4 persen pada
tahun 1980 yanglalu. Sebaliknya proporsi penduduk yang tinggal di daerah
pedesaan menurun dari 77,6 persen pada tahun 1980 menjadi 64,09 persen
pada tahun 1995.Meningkatnya kepadatan penduduk perkotaan membawa dampak yang
sangat besar kepadatingkat kenyamanan yang tinggi. Kota seperti Jakarta
misalnya tidak dirancang untuk melayanimobilitas penduduk lebih dari 10 juta
orang. Dengan jumlah penduduk lebih dari 8 juta penduduk saat ini,
ditambah dengan 4-6 juta penduduk yang melaju dari berbagai kota
sekitar Jakarta, menjadikan Jakarta sangatlah sesak.
- Kriminalitas
Kejahatan atau kriminalitas di
kota-kota besar sudah menjadi permasalahan sosial yang membuat semua warga yang
tinggal atau menetap menjadi resah, karena tingkat kriminalitas yang terus
meningkat setiap tahunnya.faktor penyebab Tingkat pengangguran yang tinggi ,
Kurangnya lapangan pekerjaan membuat tingkat kriminal juga meningkat karena
kurangnya lapangan pekerjaan danKemiskinan yang dialami oleh rakyat kecil
kadang membuat mereka berfikir untuk melakukan tindakan kriminalitas.
PERMASALAHAN MASYARAKAT PEDESAAN
- Pendidikan
Pada dasarnya,
pendidikan yang baik itu haruslah mampu menciptakan proses belajar mengajar
yang efektif dan bermanfaat serta menjadikan masyarakat pedesaan lebih terbuka
dan akses terhadap pendidikan. Seiring perkembangan zaman, pengertian
pendidikan pun mengalami perkembangan.
Sehingga, pengertian pendidikan menurut beberapa ahli (pendidikan) berbeda, tetapi secara esenssial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan lainnya.
Sehingga, pengertian pendidikan menurut beberapa ahli (pendidikan) berbeda, tetapi secara esenssial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan lainnya.
Umumnya masyarakat
pedesaan kurang begitu sadar akan pentingnya pendidikan, Mereka lebih memilih
mengajak anak-anak mereka berkebun atau bertani, ketimbang menyekolahkan mereka.
Alhasil banyak dari masyarakat pedesaan yang buta tulis dan hitung. Oleh karena
itu taraf hidup masyarakat pedesaan relative
Salah satu kendala
yang telah disadari oleh pemerintah dalam bidang pendidikan di tanah air adalah
kesenjangan dan ketidakadilan dalam mengakses terutama pendidikan. Hal ini yang
menyebabkan kesadaran masyarakat di desa sangat kurang dan tidak antusias serta
memahami akan pentingnya pendidikan.
Selain itu, kendala lain negara berkembang termasuk Indonesia, untuk masa yang lama menghadapi empat hambatan besar dalam bidang pendidikan, yaitu:
1. Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya sangat rendah,
2. Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan biasanya kalah bersaing dengan kebutuhan pembangunan bidang lainnya,
3. Anggaran yang rendah biasanya diarahkan pada bidang-bidang yang justru menguntungkan mereka yang relatif kaya,
4. Karena anggaran rendah, dalam pengelolaan pendidikan biasanya timbul pengelolaan yang tidak efisien.
Hal ini terlihat dimana pemerintah tidak saja mampu merancang penerapan kebijakan yang disukainya, tetapi juga menafsirkan ulang teks kebijakan sesuai preferensi kebijakannya, termasuk dalam bidang pendidikan. Dimana kebijakan disetujui, diterima, dan dilaksanakan oleh pranata pemerintah.
Selain itu, kendala lain negara berkembang termasuk Indonesia, untuk masa yang lama menghadapi empat hambatan besar dalam bidang pendidikan, yaitu:
1. Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya sangat rendah,
2. Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan biasanya kalah bersaing dengan kebutuhan pembangunan bidang lainnya,
3. Anggaran yang rendah biasanya diarahkan pada bidang-bidang yang justru menguntungkan mereka yang relatif kaya,
4. Karena anggaran rendah, dalam pengelolaan pendidikan biasanya timbul pengelolaan yang tidak efisien.
Hal ini terlihat dimana pemerintah tidak saja mampu merancang penerapan kebijakan yang disukainya, tetapi juga menafsirkan ulang teks kebijakan sesuai preferensi kebijakannya, termasuk dalam bidang pendidikan. Dimana kebijakan disetujui, diterima, dan dilaksanakan oleh pranata pemerintah.
Manfaat pendidikan
bagi masyarakat pedesaan sebagai instrumen pembebas, yakni membebaskan
masyarakat pedesaan dari belenggu kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, dan
penindasan. Selain itu, pendidikan yang baik seharusnya berfungsi pula sebagai sarana
pemberdayaan individu dan masyarakat desa khususnya guna menghadapi masa depan.
Pendidikan difokuskan melalui sekolah, pesantren, kursus-kursus yang didirikan
di pedesaan yang masyarakatnya masih ‘buta’ akan ilmu.
Masyarakat pedesaan yang terberdayakan sebagai hasil pendidikan yang baik dapat memiliki nilai tambah dalam kehidupan yang tidak dimiliki oleh masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Sehingga jelas, peranan pendidikan sebagai kebutuhan pokok yang mendasar dan haruslah terpenuhi bagi masyarakat pedesaan dalam manfaat lainnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesajahteraan hidup yang berkelanjutan.
Masyarakat pedesaan yang terberdayakan sebagai hasil pendidikan yang baik dapat memiliki nilai tambah dalam kehidupan yang tidak dimiliki oleh masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Sehingga jelas, peranan pendidikan sebagai kebutuhan pokok yang mendasar dan haruslah terpenuhi bagi masyarakat pedesaan dalam manfaat lainnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesajahteraan hidup yang berkelanjutan.
- Tingginya angka kemiskinan
Dalam upaya percepatan
pembangunan di segala bidang masih terdapat beberapa kendala,antara lain masih
tingginya angka penduduk miskin, walaupun selama empat tahun
terakhir jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sekitar 19,51% dari jumlah
penduduk miskin tahun 2001 yaitu sebanyak 164.125 jiwa. Dari penurunan jumlah
penduduk miskin tersebut sampai pada tahun 2005 jumlah penduduk miskin
masih sebanyak 132.125 jiwa atau 24,28 %.
terakhir jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sekitar 19,51% dari jumlah
penduduk miskin tahun 2001 yaitu sebanyak 164.125 jiwa. Dari penurunan jumlah
penduduk miskin tersebut sampai pada tahun 2005 jumlah penduduk miskin
masih sebanyak 132.125 jiwa atau 24,28 %.
- Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia
Peningkatan
layanan pendidikan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan kompetensi anak
didik. Output layanan pendidikan dengan pendekatan Indek Pembangunan
Manusia (IPM) masih menunjukkan kondisi yang jauh dari harapan. Indek
Pembangunan Manusia komponen pendidikan tahun 2004 menunjukkan angka 6,18 tahun
atau masih lebih rendah dari rata-rata IPM Jawa Timur dengan capai 6,55. Namun
bila dibandingkandengan IPM tahun 2003 terdapat kenaikan 0,13. Demikian pula
segi kesehatan.
masih banyak yang perlu mendapatkan perhatian, khususnya angka kematian ibu dan
anak dan kesakitan malaria masih relatif tingginya.
masih banyak yang perlu mendapatkan perhatian, khususnya angka kematian ibu dan
anak dan kesakitan malaria masih relatif tingginya.
3. URBANISASI
DARI DESA KE KOTA
PENGERTIAN URBANISASI
Urbanisasi adalah perpindahan
penduduk dari desa
ke kota. Berbeda
dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase
penduduk yang tinggal di daerah perkotaan.
Pengertian urbanisasi menurut
Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah suatu proses kenaikan proporsi jumlah
penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Selain itu dalam ilmu lingkungan,
urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengkotaan suatu wilayah.
Proses pengkotaan ini dapat diartikan dalam dua pengertian. Pengertian pertama,
adalah merupakan suatu perubahan secara esensial unsur fisik dan social,
ekonomi budaya wilayah karena percepatan kemajuan ekonomi. Contohnya adalah
daerah Cibinong dan Bontang yang berubah dari desa ke kota karena adanya
kegiatan industri. Pengertian kedua adalah banyaknya penduduk yang pindah dari
desa ke kota karena adanya penarik di kota, misal kesempatan kerja.
Pengertian urbanisasi ini pun
berbeda – beda, sesuai dengan interpretasi setiap orang yang berbeda-beda. Dari
suatu makalah Ceramah Umum di UNIJA, yang dibawakan oleh Ir. Triatno Yudo
Harjoko pengertian urbanisasi diartikan sebagai suatu proses perubahan
masyarakat dan kawasan dalam suatu wilayah yang non-urban menjadi urban. Secara
spasial, hal ini dikatakan sebagai suatu proses diferensiasi dan spesialisasi
pemanfaatan ruang dimana lokasi tertentu menerima bagian pemukim dan fasilitas
yang tidak proporsional.
Pengertian lain dari urbanisasi,
dikemukakan oleh Dr. PJM Nas dalam bukunya Pengantar Sosiologi Kota yaitu Kota
Didunia Ketiga. Pada pengertian pertama diutarakan bahwa urbanisasi merupakan
suatu proses pembentukan kota, suatu proses yang digerakkan oleh perubahan
struktural dalam masyarakat sehingga daerah – daerah yang dulu merupakan daerah
pedesaan dengan struktur mata pencaharian yang agraris maupun sifat kehidupan masyarakatnya
lambat laun atau melalui proses yang mendadak memperoleh sifat kehidupan kota.
Pengertian kedua dari urbanisasi adalah, bahwa urbanisasi menyangkut adanya
gejala perluasan pengaruh kota ke pedesaan yang dilihat dari sudut morfologi,
ekonomi, sosial dan psikologi.
Urbanisasi memiliki pengertian
yang berbeda – beda tergantung sudut pandang yang di ambil. Jika dilihat dari
segi Geografis, urbanisasi ialah sebuah kota yang bersifat integral, dan yang
memiliki pengaruh atau merupakan unsur yang dominan dalam sistem keruangan yang
lebih luas tanpa mengabaikan adanya jalinan yang erat antara aspek politik,
sosial dan aspek ekonomi dengan wilayah sekitarnya. Berdasarkan pengertian
tersebut, urbanisasi memiliki Pandangan inilah yang mejadi titik tolak dalam
menjelaskan proses urbanisasi.
Menurut King dan Colledge
(1978), urbanisasi dikenal melalui empat proses utama keruangan (four major
spatial processes), yaitu :
1)
Adanya pemusatan kekuasaan pemerintah kota sebagai pengambil keputusan dan sebagai
badan pengawas dalam penyelenggaraan hubungan kota dengan daerah sekitarnya.
2)
Adanya arus modal dan investasi untuk mengatur kemakmuran kota dan wilayah
disekitarnya. Selain itu, pemilihan lokasi untuk kegiatan ekonomi mempunyai
pengaruh terhadap arus bolak – balik, kota – desa.
3)
Difusi inovasi dan perubahan yang berpengaruh terhadap aspek sosial, ekonomi,
budaya dan politik di kota akan dapat meluas di kota-kota yang lebih kecil
bahkan ke daerah pedesaan. Difusi ini dapat mengubah suasana desa menjadi
suasana kota.
4)
Migrasi dan permukiman baru dapat terjadi apabila pengaruh kota secara terus –
menerus masuk ke daerah pedesaan. Perubahan pola ekonomi dan perubahan
pandangan penduduk desa mendorong mereka memperbaiki keadaan sosial ekonomi.
Penyebab
urbanisasi atau perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan
terjadi karena adanya daya tarik (pull factors) dari perkotaan dan daya
dorong (push factors) dari perdesaan. Faktor Pendorong dari Desa:
- Faktor pendorong dan desa yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai beriikut.
- Terbatasnya kesempatan kerja atau lapangan kerja di desa.
- Tanah pertanian di desa banyak yang sudah tidak subur atau mengalami kekeringan.
- Kehidupan pedesaan lebih monoton (tetap/tidak berubah) daripada perkotaan.
- Fasilitas kehidupan kurang tersedia dan tidak memadai.
- Upah kerja di desa rendah.
- Timbulnya bencana desa, seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan wabah penyakit.
Faktor Penarik dari Kota
- Faktor penarik dan kota yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai berikut.
- Kesempatan kerja lebih banyak dibandingkan dengan di desa.
- Upah kerja tinggi.
- Tersedia beragam fasilitas kehidupan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan pusat-pusat perbelanjaan.
- Kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
AKIBAT
URBANISASI
Terjadinya urbanisasi membawa dampak positif dan
negatif, baik bagi desa yang ditinggalkan, maupun bagi kota yang dihuni.
Dampak positif urbanisasi bagi desa
(daerah asal) sebagai berikut.
- Meningkatnya kesejahteraan penduduk melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan di kota.
- Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan dikota.
- Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk.
- Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan.
Adapun dampak negatif urbanisasi bagi desa
sebagai berikut:
- Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian.
- Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat sering ditularkan dan kehidupan kota.
- Desa banyak kehilangan penduduk yang berkualitas.
Dampak Urbanisasi bagi Kota terdiri dari dampak
positif dan dampak negatif.
Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
- Kota dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja.
- Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas.
Dampak negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
- Timbulnya pengangguran.
- Munculnya tunawisma dan gubuk-gubuk liar di tengah-tengah kota.
- Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
- Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial lainnya.
UPAYA PENANGGULANGAN URBANISASI
- Mempersulit peraturan proses perpindahan desa ke kota
- Meningkatkan pelaksanaan siskamling agar masyarakat desa merasa lebih terjamin keamanannya.
- Pembangunan sarana yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa, seperti KUD dan pembangunan sarana irigasi.
- Menggalakkan program keluarga berencana untuk menekan laju pertumbuhan penduduk desa.
- Peningkatan fasilitas kehidupan masyarakat desa, seperti sarana angkutan, kesehatan, jalan, pendidikan dan lain sebagainya.
- Menerapkan system desentrlisasi dalam pelaksanaan pembangunan. Kegiatan pembangunan tidak hanya berpusat di kot saja, malinkan tersebar di daerah – daerah lainnya. Sehingga masyarakat desa yang mencari pekerjaan tidah harus dating ke kota.
- Memperlancar arus lalu lintas yang menghubungkan desa dan kota./ sehingga orang desa yang bekerja di kota tidak usah menetap di kota (Nglaju).
- Desentralisasi industry
- Peningkatan masyarakat desa dengan melakukan intensifikasi pertanian dalam pengembanagna industri kecil.
- Membangun jaringan listrik di wilayah pedesaan dan lain sebagainya.
Cara Mengatasi Masalah Urbanisasi
Masalah urbanisasi ini dapat ditangani dengan
memperlambat laju pertumbuhan populasi kota yaitu diantaranya dengan membangun
desa , adapun program-program yang dikembangkan diantaranya:
- intensifikasi pertanian
- mengurangi/membatasi tingkat pertambahan penduduk lewat pembatasan kelahiran, yaitu program Keluarga Berencana
- memperluas dan mengembangkan lapangan kerja dan tingkat pendapatan di pedesaan
- program pelaksanaan transmigrasi
- penyebaran pembangunan fungsional di seluruh wilayah
- pengembangan teknologi menengah bagi masyarakat desa
- pemberdayaan potensi utama desa
- perlu dukungan politik dari pemerintah, diantaranya adanya kebijakan seperti reformasi tanah
Berdasarkan kebijakan tersebut, maka yang yang
berperan adalah pemerintah setempat dalam penerapannya. Pemerintah daerah perlu
berbenah diri dan perlu mengoptimalkan seluruh potensi ekonomi yang ada di
daerah, sehingga terjadi kegiatan ekonomi dan bisnis yang benar benar
berorientasi pada kepentingan warganya.
Tapi bukan berarti pemerintah daerah saja yang
berperan, di tingkat pusat, pemerintah juga perlu membuat kebijakan lebih adil
dan tegas terkait pemerataan distribusi sumber daya ekonomi. Arus balik ialah
fenomena tahunan. Banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik untuk
mengantisipasi meledaknya jumlah penduduk perkotaan dengan segala macam
persoalannya.
Question:
JIKA KALIAN TINGGAL DI DESA, APAKAH ANDA INGIN PINDAH KE
KOTA?
YA, ALASANNYA KARENA SAYA SUKA MENCOBA HAL YANG BARU SEPERTI
MENGADU NASIB DALAM HAL BERKARIR DAN MELANJUTKAN PENDIDIKAN UNTUK MEWUJUDKAN
CITA-CITA SAYA SAMPAI BERHASIL. KEMUDIAN SAYA AKAN KEMBALI KE DESA DIMANA SAYA
DILAHIRKAN MENCOBA MEMBANGUN DESA SAYA DENGAN HASIL DAN KEMAMPUAN YANG SAYA PUNYA
SELAMA BERKARIR DI KOTA.
Referensi :
https://anwarabdi.wordpress.com/2013/05/04/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/
http://mfajararistya.wordpress.com/2013/01/03/masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat-perkotaan/
http://ardiantofebi.blogspot.com/2013/12/sifat-dan-hakekat-masyarakat-perkotaan.html
http://welcome-taufikhidayat.blogspot.com/2012/01/masalah-masalah-perkotaan-dan-pedesaan.html
0 comment:
Post a Comment