Penduduk, masyarakat dan kebudayaan adalah
konsep-konsep yang berhubungan satu sama lain. Penduduk bertempat tinggal
disuatu wilayah tertentu dalam waktu tertentu pula, dan kemungkinan akan
terbentuknya suatu masyarakat diwilayah tersebut. Demikian pula hubungan antara
masyarakat dengan kebudayaan, ini adalah hubungan dwi tunggal, yang merupakan
kebudayaan adalah hasil dari masyarakat. Kebudayaan bisa terlahir, tumbuh, dan
berkembang dalam suatu masyarakat, sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang
tidak didukung oleh kebudayaan. Maka dari itu hubungan masyarakat dan
kebudayaan merupakan hubungan yang saling menentukan. Pertumbuhan penduduk yang
makin cepat, dan dorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupaan yang meliputi aspek
sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Dengan adanya pertumbuhan
aspek-aspek kehidupan tersebut, maka bertambahnya sistem mata pencarian hidup
dari homogen menjadi kompleks. Berbeda dengan makhluk lain, manusia mempunyai
kelebihan dalam kehidupan. Manusia dapet memanfaatkan dan mengembangkan akal
budinya. Pemanfaatan dan pengembangan akal budi yang telah terungkap pada
perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan yang bersifat rohania, maupun
kebudayaan kebendaan. Akibat dari kebudayaan ini telah mengubah cara berfikir
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
a. Penyebab Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan
penduduk adalah terjadinya perubahan jumlah penduduk disuatu wilayah, baik
bertambah maupun berkurang. Pertumbuhan penduduk pada dasarnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor demografi, sebagai berikut :
·
Kematian
: Hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat
mengurahi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya
hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Didalam kematian ada beberapa
faktor pendukung kematian, seperti sarana kesehatan yang memadai, rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, terjadinya berbagai bencana alam,
terjadinya peperangan, terjadinya kecelakaan lantas lalu lintas, dan tindakan
bunuh diri. Dan ada pula faktor penghambat kematian, seperti lingkungan hidup
sehat, fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap, ajaran agama melarang bunuh
diri, tingkat kesehatan masyarakat tinggi, semakin tinggi tingkat pendidikan
penduduk.
·
Kelahiran
: Bersifat menambah jumlah penduduk. Didalam
kelahiran ada beberapa faktor pendukung kelahiran, seperti kawin pada usia
muda, anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga, dan anggapan bahwa penerus
keturunan adalah anak laki-laki sehingga belum ada anak laki-laki orang akan
ingin mempunyai anak lagi. Dan ada pula faktor penghambat kelahiran, seperti
adanya program keluarga berencana (KB), adanya
ketentuan batas usia menikah, anggapan anak menjadi beban keluarga dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, adanya batasan tunjangan anak untuk pegawai negeri,
pendudaan kawin sampai selesai pendidikan.
·
Migrasi
: Perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Dalam
mobilitas penduduk terdapat imigrasi internasional yang merupakan perpindahan
penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga imigrasi
internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berputat pada sekitar wilayah
satu negara saja. Ada pula beberapa faktor terjadinya imigrasi yaitu tersediaan
sumber daya alam, lingkungan sosial dan budaya, potensi ekonomi, alat masa
depan.
b. Penjelasan
Kebudayaan dan
Kepribadian
Kepribadian
merupakan faktor kunci dalam mendefinisikan keunikan individu dan tentu saja
membentuk individu melalui kehidupan. Dari berbagai definisi dapat diperoleh
kesimpulan mengenai pengertian kebudayaan yaitu sesuatu yang akan memengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan kebudayaan itu
bersifat abstrak. Budaya adalah cara hidup, maka budaya tidak hanya nilai-nilai
sadar kita, tetapi juga ini asumsi kita tentang Manusia melihat dan percaya
sesuai dengan perkembangan budaya mereka. Budaya merupakan salah satu faktor
penting dari model kepribadian.Studi budaya dan kepribadian berusaha untuk
memahami pertumbuhan dan perkembangan identitas pribadi atau sosial yang
berkaitan dengan lingkungan social sekitarnya. Fitur budaya suatu masyarakat
menghasilkan ciri khas tertentu dalam sosialisasi anak-anak. Dengan menggunakan
beberapa elemen sosialisasi umum dan mekanisme, ada kemungkinan terbentuk fitur
umum dari kepribadian atau konfigurasifitur kepribadian khas bagi anggota
masyarakat.
c.
Pertumbuhan dan Perkembangan Budaya
di Indonesia
·
Zaman Batu
Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua,
baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam
Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah,
sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di
daerah Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian para ahli prehistori,
bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak
batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke
arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu
menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores,
dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
·
Zaman Batu
Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan
memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan
menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka
mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat
alat-alat lain yang mereka perlukan.
·
Ciri – ciri
zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang
masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson,
dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa
senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan
perunggu.
d.
Perkembangan Kebudayaan Hindu,
Buddha, Islam
·
Kebudayaan
Hindu, Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu
mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara
kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke
indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan
lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya
kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut
hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang
bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun
seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam
candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur,
Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
·
Kebudayaan
Islam
Abad ke 15 dan 16 agama islam telah
dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut
Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa.
Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad
ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik.
Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena
masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa. Abad ke 15 ketika kejayaan
maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat
merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di
pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung
Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak
di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses
perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya
dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan
menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan
Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk.
Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera
Timur, Sumatera Barat, dan Pesisir Kalimantan.
e.
Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat juga
memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa
Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik
Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama
bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan
berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi,
kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu
yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara,
dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari
kaum buruh, dan kaum pegawai. Sehubungan dengan itu penjelasan UUD’45
memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaaan
bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat
Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada sebagai puncak
kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam penjelasan UUD’45
ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju kearah kemajuan
budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru kebudayaan asing yang
dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa Indonesia
·
Dampak positif yang dapat kita ambil dari kebudayaan barat misalnya:
a) Kemajuan teknologi mereka
(orang-orang barat) yang sudah semakin maju dapat membantu kita memudahkan
dalam melakukan pekerjaan sehari-hari dengan bantuan alat-alat elektronik
canggih yang mereka ciptakan.
b) Dalam bidang politik, Negara
barat cenderung menggunakan system demokrasi. Hal itu
menginspirasikan pemerintahan Negara kita untuk mengunakan sitem pemerintahan
yang terbuka dan demokratis.
c) Dalam bidang sosial budaya kita
dapat meniru pola berpikir mereka yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan
disiplin dan Iptek dari bangsa barat yang sudah maju untuk meningkatkan
kemajuan bangsa.
·
Dampak negatif yang ditimbulkan dari kebudayaan barat diantaranya:
a) Generasi muda sekarang lebih suka
meniru gaya orang-orang barat, misalnya trend mode berbusana. Anak muda zaman
sekarang lebih suka menggunakan barang-barang eksport dan berbusana yang
minim-minim sehingga menyebabkan kurangnya rasa cinta terhadap produk dalam
negeri.
b) Munculnya sikap individualisme
yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya
individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
c) Pergaulan masyarakat barat yang
bebas mulai memengaruhi budaya Indonesia yang sebelumya lebih beradab.
Kebebasan yang kelewat batas itu sebenarnya tidak cocok dengan nilai-nilai
kebudayaan kita. Misalnya saja free sex yang sekarang ini marak terjadi
di Negara kita. Padahal hal itu sangat bertentangan dengan kebudayaan kita yang
menjunjung tinggi norma kesusilaan.
d) Kurangnya rasa hormat tehadap
orangtua dan tidak peduli terhadap lingkungan juga merupakan dampak yang ditimbulkan
dari kebudayaan barat yang menganut kebebasan sehingga mereka bertindak sesuka
hatinya.
Sumber :
- http://wede56.blogspot.com/2014/03/makalah-ilmu-sosial-dasar-hubungan.html
- http://celoteh-galang.blogspot.com/2012/10/apa-penduduk-masyarakat-kebudayaan.html
Sumber :
- http://wede56.blogspot.com/2014/03/makalah-ilmu-sosial-dasar-hubungan.html
- http://celoteh-galang.blogspot.com/2012/10/apa-penduduk-masyarakat-kebudayaan.html
0 comment:
Post a Comment